Fenomena Wisata DI Pulo Sarok (Studi Kasus: Wisata Pulo Sarok, Singkil)
Fenomena Wisata di Pulo Sarok
DOI:
https://doi.org/10.51179/rkt.v8i1.2346Keywords:
Fenomena, Wisata, Identifikasi, Peninggalan sejarah, Perbaikan, GradasiAbstract
Indonesia memiliki wisata bahari, banyak tempat wisata yang belum sepenuhnya dikembangkan. Pariwisata bahari pada hakikatnya adalah upaya untuk mengembangkan objek dan daya tarik wisata baharinya. Termasuk dengan wisat di Pulo Sarok. Potensi daya tarik wisata di Pulo Sarok sangat banyak yaitu pantai yang memiliki sunset dan sunrise, memiliki sejarah fenomena yang berbeda beda di setiap lokasi wisata di pulo sarok. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui identifikasi fenomena kawasan wisata di wisata Pulo Sarok. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif dengan cara mengkaji secara identifikasi melalui wawancara, observasi. Penelitian identifikasi merupakan penelitian yang bertujuan untuk membuat bukti-bukti dan menegakkan fakta- fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Penelitian ini menggunakan teori Genius Loci Norberg-Schulz yaitu Spirif of Space. Elemen yang diteliti dalam penelitian ini berupa Fenomena wisata di Pulo Sarok. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spirit of Space adalah tempat, arsitek menciptakan tempat yang memiliki makna sehingga mendorong orang bermukim. Sebuah tempat terdiri dari komponen tiga dimensi yang sebut ruang, karakter diwakili oleh lapisan, setiap tempat ruang yang sama dan berbeda dapat memiliki karakter yang berbeda, tergantung pada bagaimana pengguna memperlakukan elemen ruang. Hasil dan pembahasan yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu Fenomena wisata di Pulo Sarok memiliki daya tarik bagi wisatawan meskipun wisata pulo sarok sudah tidak diperhatikan baik dari warga setempat maupun dinas terkait. Fenomana wisata di Pulo Sarok mulai dari tahun 60an merupakan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke wisata pulo Sarok karena banyak bekas bekas dan peninggalan yang masih untuk di lokasi wisata Pulo sarok. Fenomena yang ada di Pulo Sarok ini menunjukkan bahwa wisata Pulo Sarok berpotensi untuk kemajuan wisata yang ada di kota Singkil karena mempunyai Fenomena dari tahun 60an smpai sekarang masih memiliki identitas dan bekas peninggalan yang menjadi identik.
Downloads
References
Burkart and Medlik. (1974). Tourism Pas, Present, and Future, 2nd edition. London: Heinemann
Bertens, K. 1981. Filsafat Barat dalam Abad XX. Jakarta: PT. Gramedia
Baskoro, A. W. N., & Hendarto, R. M. (2018). Strategi Pengembangan Objek Wisata Bukit Cinta Rawa Pening.
Christian Norberg Schulz. Genius Loci : Towards A Phenomenology of Architecture. Rizzoli. New York. 1980: 11
Eddles-Hirsch, K. (2015). Phenomenology and educational research. International Journal of Advanced Research, 3 (8), 251-260
Tuffour, Isaac.2017.A Critical Overview of Interpretative Phenomenological Analysis: A Contemporary Qualitive Research Approach. Journal of Healthcare Communication. Vol.2 No.4, Juli 2017. DOI:10.4172/2472-1654.100093
Husserl, E., & Pendahuluan, A. (2014). Fenomenologi Husserl Sebagai. 103–113. Ii, B. A. B., & Pariwisata, P. (2016). Baginda Syah Ali, 2016 Strategi Pengembangan
Moustakas, Clark. 1994. Phenomenological Research Methods. California: Sage Publications
Pendit, Nyoman S. 1986. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.
Schulz, N. (1979). Konsep Genius Loci Norberg-Schulz Dalam Arsitektur. (25215014), 1–16. Tjahyadi, O. S. (N.D.). Manusia Dan Historisitasnya Menurut Martin Heidegger. Tjahyadi,. Bakker, Anton, 1984, Metode-Metode Filsafat, Ghalia Indonesia, Jakarta
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Jurnal Rekayasa Teknik dan Teknologi (REKATEK)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.