Efektivitas pertumbuhan rumput laut (Eucheuma cottoni) dengan metode long line menggunakan hormon auxin di Perairan Pulau Banyak Aceh Singkil
DOI:
https://doi.org/10.51179/jsp.v7i1.1780Keywords:
Rumput Laut, Hormon Auksin, Metode Long line, PertumbuhanAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pertumbuhan rumput laut (eucheuma cottoni) dengan metode long line menggunakan hormon auksin di perairan pulau banyak, aceh singkil.. Metode yang digunakan pada peneltian ini adalah metode Rancangan acak Kelompok yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 kelompok, yaitu perlakuan A (kontrol), perlakuan B (0,2 mg/l), perlakuan C (0,4 mg/l), Perlakuan D (0,6 mg/l), perlakuan E (0,8 mg/l). Parameter yang diamati meliputi laju pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan panjang, produksi rumput laut dan pengukuran kualitas air. Hasil penelitian selama 30 hari menunjukan pemberian hormon auksin pada laju pertumbuhan rumput laut yaitu perlakuan C dengan dosis 0,4 mg/l dengan nilai 340 gram, laju pertumbuhan panjang yaitu perlakuan C dengan dosis 0,4 mg/l dengan nilai 14 cm, dan produksi rumput laut yaitu 1360 gram/m. Parameter perairan pada lokasi penelitian sangat baik untuk mendukung budidaya rumput laut.
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian hormon auksin terhadap laju pertumbuhan rumput laut (Eucheuma cottoni) dengan metode long line. pemberian dosis yang berbeda telah didapatkan pada perlakuan yang terbaik yaitu perlakuan C dengan dosis 0,4 ml/l dan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan mutlak, pertumbuhan panjang dan produksi rumput laut.
Downloads
References
Abidin, Z. (1994). Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung. 85 hal.
Aslan, L. (1998). Budidaya Rumput Laut. Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Aryati, R., W, Widowati, L., L. Rezeki, S. (2016). Perfoma Produksi Rumput Laut Eucheuma cottoni yang dibudidayakan Menggunakan Metode Long Line vertical dan Horizontal, Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan kelautan, Universitas Diponegoro.
Ditjenkanbud. (2004). Petunjuk teknis budidaya laut: rumput laut eucheuma cottoni. Jakarta (ID). Direrektorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautandan Perikanan.
Fadel. (2013). Pengaruh penambahan hormon perangsang pada kultur jaringan rumput laut kappaphycus alvarezi secara in vitro. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan, universitas sam ratulangi, manado. Balai penelitian dan pengembangan budidaya air payuo, maros, sulawesih selatan.
Gaba, V., B. (2005). Plant Growth Regulators in Plant Tissue Culture and Development.In: R.J. Trigiano and D.J. Gray (Eds.). Plant Development and Bioechnology.CRC Press. London.
Gerung, G., S. (2007). Study on The environment and Trials Cultivation of kappaphcus and eucheuma in an island, Indonesia. Faculy of Fusheries and marine Science. Sam Ratulangi University, Manado. 54 p.
Hendaryono, D.P.S. and Wijayani A.1994. Teknik Kulture Jaringan. Yoygyakarta: Kansius.
Leopold, A., C., & Kriedemann, P., E. (1975). Plant Growth and Development,
Second Edition, Tata Mac Graw Hill, Publishing Company Ltd., New Delhi.
Sutrian, Y. (2004). Pengantar Anatomi, Tumbuhan–Tumbuhan (Tentang Sel dan Jaringan). PT Rineka Cipta. Jakarta.
Suryati, E,. & Muliyaninrum, S., R., H. (2009) Regenerasi Rumput Laut Kappaphycus alvarezi (Doty). Induksi kalus melalui penambahan Hormon Embrio dengan penambahan Hormon PeransanTumbuh Secara In Vitro. Jurnal Riset akuakultur; 4(1), pp.39-45
Wattimena, G., A. (1978). Zat Pengatur Tumbuh Tanaman, PAU, IPB, Bogor
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jurnal Sains Pertanian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.