Analisis Multi-Kerentanan Untuk Manajemen Resiko Banjir Bandang

Authors

  • Cut Azizah
  • Nuraida Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Almuslim
  • Syifa Saputra Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Almuslim
  • Cut Ayu Lizar Universitas Almuslim

DOI:

https://doi.org/10.51179/jla.v1i1.956

Keywords:

Bandang, froxy, multi-kerentanan, resiliensi, longsor

Abstract

banjir bandang yang terjadi di Bukit Lawang Bahorok menewaskan sekitar 300 jiwa dan menghancurkan 400 bangunan, banjir bandang Wasior pada tahun 2000 menyebabkan kematian 150 orang dan banjir bandang Jember tahun 2006 menewaskan lebih dari 100 orang. Curah hujan ekstrem dengan intensitas tinggi yang disertai terjadinya kegagalan lereng (slope failure) punggung badan air yang menyebabkan terjadinya damming di saluran air merupakan karakteristik utama dari banjir bandang, Dampak tersebut menyebabkan banjir bandang terjadi sangat cepat flash dan membawa bahan rombakan (debris flow). Penelitian metodologi pendekatan kerentanan banjir bandang adalah pendekatan analisis dimensi fisik. Metode Multi dimensi Metode Multi dimensi mengabungkan kerentanan internal (sosial) dan kerentanan eksternal (bangunan), dimana kerentanan internal adalah berupa komponen kerentanan individu seperti elemen-elemen berisiko, paparan fisik, karakteristik sosial dan kelembagaan yang bertanggungjawab atas paparan. Pendekatan analisis kerentanan fisik memerlukan data elemen berisiko yang terpapar yaitu karakteristik bangunan yang terpapar (jenis bangunan, jumlah lantai, luas, bahan konstruksi yang digunakan dan tahun konstruksi), nilai/harga bangunan berdasarkan ukuran/denah bangunan.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Cut Ayu Lizar, Universitas Almuslim

Program Studi Ilmu Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Almuslim

Published

2022-01-25